BAB: ANCAMAN TERHADAP ORANG YANG MENGAMBIL HAK ORANG MUSLIM DENGAN SUMPAH PALSU
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Siapa yang berani sumpah untuk mengambil hak (harta) seorang muslim, ia akan menghadap kepada Allah, sedang Allah murka kepadanya. Allah menurunkan keterangan itu di ayat 77 Ali Imran :
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih“
Kemudian masuklah Al-Asy’ats bin Qais dan bertanya: Apakah yang diceritakan oleh Abu Abdurrahman kepada kalian? Jawab kami: Ini dan itu. Lalu ia berkata: Ayat itu turun mengenai diriku, yaitu aku memiliki sebuah sumur di tanah sepupuku, mendadak ia akui haknya, maka Nabi saw. bersabda kepadaku:
Harus engkau membawa bukti, jika tidak, maka akan diminta sumpahnya,
lalu aku berkata: Jika demikian pasti ia akan bersumpah ya Rasulullah. Maka Nabi saw. bersabda:
Siapa yang berani bersumpah untuk mengambil hak seorang muslim, padahal ia lancung, maka ia akan menghadap Allah sedang Allah murka kepadanya.
(Bukhari, Muslim).
BAB: BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA
Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Selalu orang bertanya-tanya sehingga mereka berkata: Allah yang menjadikan segala sesuatu, maka siapakah yang menjadikan Allah?
(Bukhari, Muslim).
BAB: BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Setan datang pada tiap orang dan bertanya (berbisik): Siapakah yang menjadikan ini? Siapakah yang menjadikan itu? Sehingga bertanya: Siapakah yang menjadikan Tuhanmu? Apabila sampai di sini, maka hendaklah membaca: A’udzubillahi minasysyaihtanirrajim, dan menghentikan suara bisikan itu. (Yakni tidak melayaninya).
(Bukhari, Muslim).
BAB: NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA
Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi saw. dari apa yang diriwayatkan dari Allah azza wa jalla, bersabda:
Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya, maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan (kebaikan) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan, dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus kali, dan dapat berlipat lebih dari itu. Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (dosa) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa.
(Bukhari, Muslim).
28 April 2010
BAB: NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Jika seorang berbuat baik dalam Islamnya maka tiap kebaikan yang diamalkannya dicatat sepuluh kali lipat sehingga tujuh ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu.
(Bukhari, Muslim).
Jika seorang berbuat baik dalam Islamnya maka tiap kebaikan yang diamalkannya dicatat sepuluh kali lipat sehingga tujuh ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu.
(Bukhari, Muslim).
BAB: ALLAH MEMAAFKAN SUARA HATI SELAMA BELUM DIBICARAKAN ATAU DILAKSANAKAN
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku, apa-apa yang masih tergerak dalam hati selama belum dibicarakan atau dilaksanakan (dikerjakan).
(Bukhari, Muslim)
Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku, apa-apa yang masih tergerak dalam hati selama belum dibicarakan atau dilaksanakan (dikerjakan).
(Bukhari, Muslim)
BAB: IMAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH IKHLAS
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Ketika turun ayat :
“Mereka yang beriman dan tidak menodai (mencampuri) iman mereka dengan zhulm (aniaya), merekalah yang terjamin keamanannya, dan mereka yang mendapat petunjuk hidayat.
Ayat ini benar-benar terasa berat bagi sahabat Nabi saw. sehingga mereka berkata: Ya Rasulullah, siapakah diantara kami yang tidak pernah berbuat zalim (dosa)? Jawab Nabi saw.:
Bukan itu yang dimaksud, yang dimaksud ialah syirik, tidakkah kamu mendengar nasihat Luqman pada putranya: Hai anakku jangan mempersekutukan Allah, sesungguhnya syirik itu zhulm (aniaya) yang sangat besar.
(Bukhari, Muslim).
“Mereka yang beriman dan tidak menodai (mencampuri) iman mereka dengan zhulm (aniaya), merekalah yang terjamin keamanannya, dan mereka yang mendapat petunjuk hidayat.
Ayat ini benar-benar terasa berat bagi sahabat Nabi saw. sehingga mereka berkata: Ya Rasulullah, siapakah diantara kami yang tidak pernah berbuat zalim (dosa)? Jawab Nabi saw.:
Bukan itu yang dimaksud, yang dimaksud ialah syirik, tidakkah kamu mendengar nasihat Luqman pada putranya: Hai anakku jangan mempersekutukan Allah, sesungguhnya syirik itu zhulm (aniaya) yang sangat besar.
(Bukhari, Muslim).
BAB: HUKUM AMAL KEBAIKAN KAFIR JIKA MASUK ISLAM
Hakim bin Hizam r.a. berkata: Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang ibadah yang telah aku lakukan di masa Jahiliah, seperti shadaqah, memerdekakan budak dan silaturrahmi, apakah mendapat pahala? Jawab Nabi saw.:
Engkau masuk Islam dengan apa yang telah engkau lakukan dari amal kebaikan.
(Bukhari, Muslim).
Yakni engkau akan mendapat pahala dari amal-amal yang lalu di masa jahiliah itu, selama engkau melakukan seperti itu sesudah Islam.
Engkau masuk Islam dengan apa yang telah engkau lakukan dari amal kebaikan.
(Bukhari, Muslim).
Yakni engkau akan mendapat pahala dari amal-amal yang lalu di masa jahiliah itu, selama engkau melakukan seperti itu sesudah Islam.
BAB: ISLAM, HIJRAH, DAN HAJI DAPAT MENGHAPUS APA YANG TERJADI SEBELUMNYA
Ibnu Abbas r.a. berkata: Ada beberapa orang musyrik yang telah banyak membunuh dan berzina datang bertanya kepada Nabi Muhammad saw. :
Sesungguhnya yang engkau ajarkan itu baik, andaikan engkau dapat memberitahu bahwa ada jalan untuk menebus dosa-dosa yang telah kami perbuat?
Maka turunlah ayat:
“Dan mereka yang tidak meminta kepada Tuhan yang lain selain Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, dan tidak berzina.” (Q.S. Al-Furqan : 68)
dan ayat :
“Katakanlah, hai hamba-hambak-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah.”
(Q.S. Az-Zumar : 53).
(Bukhari, Muslim).
Lanjutan ayat Al-Furqan:
“Dan siapa yang berbuat semua itu tentu mendapat dosa. Akan dilipatgandakan siksa atasnya di hari kiamat, dan kekal dalam siksa terhina. Kecuali orang yang taubat dan beriman serta beramal saleh, maka untuk mereka Allah akan mengganti semua dosa mereka dengan kebaikan (kebaikan), dan Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.”
(Al-Furqan: 69-70).
Lanjutan ayat Az-Zumar:
“Sesungguhnya Allah dapat mengampuni semua dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.”
(Az-Zumar: 53)
Sesungguhnya yang engkau ajarkan itu baik, andaikan engkau dapat memberitahu bahwa ada jalan untuk menebus dosa-dosa yang telah kami perbuat?
Maka turunlah ayat:
“Dan mereka yang tidak meminta kepada Tuhan yang lain selain Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, dan tidak berzina.” (Q.S. Al-Furqan : 68)
dan ayat :
“Katakanlah, hai hamba-hambak-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah.”
(Q.S. Az-Zumar : 53).
(Bukhari, Muslim).
Lanjutan ayat Al-Furqan:
“Dan siapa yang berbuat semua itu tentu mendapat dosa. Akan dilipatgandakan siksa atasnya di hari kiamat, dan kekal dalam siksa terhina. Kecuali orang yang taubat dan beriman serta beramal saleh, maka untuk mereka Allah akan mengganti semua dosa mereka dengan kebaikan (kebaikan), dan Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.”
(Al-Furqan: 69-70).
Lanjutan ayat Az-Zumar:
“Sesungguhnya Allah dapat mengampuni semua dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.”
(Az-Zumar: 53)
BAB: APAKAH ADA TUNTUTAN TERHADAP AMAL DI MASA JAHILIAH ?
Ibn Mas’ud r.a. berkata: Seorang bertanya: Ya Rasulullah apakah kami akan dituntut karena amal perbuatan kami di masa jahiliah? Jawab Nabi saw.:
Siapa yang berbuat baik di dalam Islam maka tidak akan dituntut terhadap amal yang dilakukan di masa jahiliah, dan siapa yang berbuat jahat dosa dalam Islam maka akan dituntut yang pertama hingga yang akhir.
(Bukhari, Muslim).
Siapa yang berbuat baik di dalam Islam maka tidak akan dituntut terhadap amal yang dilakukan di masa jahiliah, dan siapa yang berbuat jahat dosa dalam Islam maka akan dituntut yang pertama hingga yang akhir.
(Bukhari, Muslim).
BAB: HARAM GHULUL (MENGAMBIL BARANG GHANIMAH SEBELUM DIBAGI)
Abu Hurairah r.a. berkata: Ketika kami selesai membuka Khaibar dalam ghanimah tidak terdapat emas perak, hanya ternak unta, lembu dan barang perkakas dan kebun. Kemudian kita kembali bersama Nabi saw. ke WadilQura, dan bersama Nabi saw. seorang hamba bernama Mid’am hadiah dari seorang suku Bani Adh Dhibab, dan ketika hamba itu menurunkan kendaraan Nabi saw. tiba-tiba ada panah jatuh dan kena pada hamba itu hingga ia mati, maka orang-orang berkata: Untunglah ia mati syahid. Mendadak Rasulullah saw. bersabda:
Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, selimut yang ia ambil dari ghanimah Khaibar yang belum dibagi itu, kini menyalakan api atas badannya.
Setelah itu maka datanglah seorang yang mendengar sabda Nabi saw. itu membawa dua tali sepatu (sandal), sambil berkata: Ini aku ambil dari ghanimah sebelum dibagi, maka sabda Nabi saw.:
Satu atau dua tali sepatu dari api neraka.
(Bukhari, Muslim).
Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, selimut yang ia ambil dari ghanimah Khaibar yang belum dibagi itu, kini menyalakan api atas badannya.
Setelah itu maka datanglah seorang yang mendengar sabda Nabi saw. itu membawa dua tali sepatu (sandal), sambil berkata: Ini aku ambil dari ghanimah sebelum dibagi, maka sabda Nabi saw.:
Satu atau dua tali sepatu dari api neraka.
(Bukhari, Muslim).
BAB: HARAM BUNUH DIRI DAN TIDAK AKAN MASUK SURGA KECUALI JIWA YANG BERIMAN
Jundub bin Abdillah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Ada di masa dahulu sebelum kamu, seorang menderita luka, tiba-tiba ia jengkel lalu mengambil pisau dan memotong lukanya, maka tidak berhenti darahnya hingga mati.
Allah Ta’ala berfirman: Hamba Ku akan mendahului Aku terhadap dirinya (jiwanya), maka Aku haramkan padanya surga.
(Bukhari, Muslim).
Yakni haram ia masuk surga karena ia telah membunuh dirinya dan tidak sabar menerima ujian Allah.
Sahl bin Saad As-Saidi r.a. berkata: Rasulullah saw. berhadapan dengan kaum musyrikin dalam perang, kemudian ketika Nabi saw. telah berkumpul dengan pasukannya, demikian pula kaum musyrikin kini telah kembali kepada pasukannya, sedang ada seorang dari sahabat Nabi saw. yang sangat hebat perjuangannya pada hari itu sehingga serbuannya benar-benar mengagumkan sahabat-sahabat lainnya, mengejar musuh ke sana kemari, memenggal dengan pedangnya, sehingga sahabat berkata: Hari ini tiada seorang yang sehebat Fulan, tiba-tiba Rasulullah saw. bersabda:
Ingatlah dia seorang ahli neraka.
Maka seorang sahabat berkata: Aku akan menyelidiki keadaannya. Lalu sahabat ini selalu mengikutinya jika lari maupun berhenti. Tiba-tiba orang itu terkena luka yang sangat parah, lalu ia tidak tahan menderita dan meletakkan pedangnya di tanah sedang tajamnya di letakkan di dada antara kedua teteknya, lalu ditekannya sehingga mati bunuh diri. Maka segera sahabat itu lari kepada Rasulullah saw. dan berkata: Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah. Ditanya oleh Nabi saw.:
Mengapakah?
Jawabnya: Orang yang tuan sebut ahli neraka itu, karena orang-orang ragu dan bingung menerimanya, maka aku selidiki keadaannya, kemudian setelah ia luka parah, ia ingin segera mati dan meletakkan pedangnya di tanah dan tajamnya di antara kedua teteknya, kemudian ditekan sehingga mati bunuh diri. Maka sabda Nabi saw.:
Sesungguhnya ada kalanya seorang berbuat amal ahli surga pada lahirnya yang terlihat pada orang, padahal ia ahli neraka, dan adakalanya seorang mengerjakan amal ahli neraka dalam pandangan orang, padahal ia ahli surga.
(Bukhari, Muslim).
Sebab yang menentukan surga dan neraka ialah husnul khatimah atau su’ul khatimah, jika sampai mati dalam amal yang diridhai Allah maka ahli surga, tetapi jika mati dalam murka Allah pasti neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
Abu Huraiarah r.a. berkata: Kami hadir bersama Nabi saw. di perang Khaibar tiba-tiba Nabi saw. bersabda terhadap seorang yang mengaku Muslim:
Orang itu ahli neraka.
Kemudian ketika terjadi perang Khaibar, orang itu ikut berperang dengan semangat yang keras sehingga luka parah, maka orang-orang berkata kepada Nabi: Ya Rasulullah, orang yang Tuan katakan ia ahli neraka, ia telah ikut perang yang hebat sekali sehingga ia mati. Maka sabda Nabi saw.:
Ia menuju ke neraka.
Orang-orang mendengar keterangan Nabi saw. itu hampir ragu menanggapinya, tiba-tiba ada berita bahwa orang itu belum mati tetapi luka parah (berat), dan pada waktu malam ia tidak sabar menderita lukanya hingga membunuh dirinya. Dan ketika berita ini disampaikan kepada Nabi saw., maka Nabi saw. bersabda:
Allahu akbar, asyhadu anni abdullahi warasuluhu (Allah Maha Besar, aku bersakdi bahwa aku hamba Allah dan utusan-Nya).
Kemudian Nabi saw. menyuruh Bilal supaya berseru pada semua orang: Sesungguhnya tidak dapat masuk surga kecuali jiwa yang benar-benar patuh Islam, dan sungguh Allah akan membantu agama ini dengan perjuangan seorang fajir (yang tidak jujur imannya).
(Bukhari, Muslim).
Tsabit bin Adh-Dhahhaak r.a. sahabat yang ikut baiat pada Nabi saw. di bawah pohon Baiatur Ridhwan, berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Siapa yang bersumpah dengan nama Islam maka ia sebagaimana yang disumpahkan itu. Dan tidak dianggap nazar seorang terhadap sesuatu yang tidak dimilikinya. Dan siapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu alat di dunia, akan disiksa di hari kiamat dengan alat itu. Dan siapa yang mengutuk (melaknat) seorang mukmin maka sama dengan membunuhnya. Dan siapa yang menuduh berzina terhadap seorang mukmin maka sama dengan membunuhnya.
(Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Siapa yang terjun dari gunung untuk bunuh diri, maka ia kelak di neraka Jahanam akan tetap terjun untuk selama-lamanya. Dan siapa yang makan racun untuk bunuh diri, maka racun akan tetap di tangannya dijilatinya dalam neraka Jahanam untu selama-lamanya. Dan siapa yang membunuh diri dengan senjata besi maka besi itu akan tetap di tangannya untuk menikamkan ke perutnya dalam neraka Jahanam untuk selamnya.
(Bukhari, Muslim).
Ada di masa dahulu sebelum kamu, seorang menderita luka, tiba-tiba ia jengkel lalu mengambil pisau dan memotong lukanya, maka tidak berhenti darahnya hingga mati.
Allah Ta’ala berfirman: Hamba Ku akan mendahului Aku terhadap dirinya (jiwanya), maka Aku haramkan padanya surga.
(Bukhari, Muslim).
Yakni haram ia masuk surga karena ia telah membunuh dirinya dan tidak sabar menerima ujian Allah.
Sahl bin Saad As-Saidi r.a. berkata: Rasulullah saw. berhadapan dengan kaum musyrikin dalam perang, kemudian ketika Nabi saw. telah berkumpul dengan pasukannya, demikian pula kaum musyrikin kini telah kembali kepada pasukannya, sedang ada seorang dari sahabat Nabi saw. yang sangat hebat perjuangannya pada hari itu sehingga serbuannya benar-benar mengagumkan sahabat-sahabat lainnya, mengejar musuh ke sana kemari, memenggal dengan pedangnya, sehingga sahabat berkata: Hari ini tiada seorang yang sehebat Fulan, tiba-tiba Rasulullah saw. bersabda:
Ingatlah dia seorang ahli neraka.
Maka seorang sahabat berkata: Aku akan menyelidiki keadaannya. Lalu sahabat ini selalu mengikutinya jika lari maupun berhenti. Tiba-tiba orang itu terkena luka yang sangat parah, lalu ia tidak tahan menderita dan meletakkan pedangnya di tanah sedang tajamnya di letakkan di dada antara kedua teteknya, lalu ditekannya sehingga mati bunuh diri. Maka segera sahabat itu lari kepada Rasulullah saw. dan berkata: Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah. Ditanya oleh Nabi saw.:
Mengapakah?
Jawabnya: Orang yang tuan sebut ahli neraka itu, karena orang-orang ragu dan bingung menerimanya, maka aku selidiki keadaannya, kemudian setelah ia luka parah, ia ingin segera mati dan meletakkan pedangnya di tanah dan tajamnya di antara kedua teteknya, kemudian ditekan sehingga mati bunuh diri. Maka sabda Nabi saw.:
Sesungguhnya ada kalanya seorang berbuat amal ahli surga pada lahirnya yang terlihat pada orang, padahal ia ahli neraka, dan adakalanya seorang mengerjakan amal ahli neraka dalam pandangan orang, padahal ia ahli surga.
(Bukhari, Muslim).
Sebab yang menentukan surga dan neraka ialah husnul khatimah atau su’ul khatimah, jika sampai mati dalam amal yang diridhai Allah maka ahli surga, tetapi jika mati dalam murka Allah pasti neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
Abu Huraiarah r.a. berkata: Kami hadir bersama Nabi saw. di perang Khaibar tiba-tiba Nabi saw. bersabda terhadap seorang yang mengaku Muslim:
Orang itu ahli neraka.
Kemudian ketika terjadi perang Khaibar, orang itu ikut berperang dengan semangat yang keras sehingga luka parah, maka orang-orang berkata kepada Nabi: Ya Rasulullah, orang yang Tuan katakan ia ahli neraka, ia telah ikut perang yang hebat sekali sehingga ia mati. Maka sabda Nabi saw.:
Ia menuju ke neraka.
Orang-orang mendengar keterangan Nabi saw. itu hampir ragu menanggapinya, tiba-tiba ada berita bahwa orang itu belum mati tetapi luka parah (berat), dan pada waktu malam ia tidak sabar menderita lukanya hingga membunuh dirinya. Dan ketika berita ini disampaikan kepada Nabi saw., maka Nabi saw. bersabda:
Allahu akbar, asyhadu anni abdullahi warasuluhu (Allah Maha Besar, aku bersakdi bahwa aku hamba Allah dan utusan-Nya).
Kemudian Nabi saw. menyuruh Bilal supaya berseru pada semua orang: Sesungguhnya tidak dapat masuk surga kecuali jiwa yang benar-benar patuh Islam, dan sungguh Allah akan membantu agama ini dengan perjuangan seorang fajir (yang tidak jujur imannya).
(Bukhari, Muslim).
Tsabit bin Adh-Dhahhaak r.a. sahabat yang ikut baiat pada Nabi saw. di bawah pohon Baiatur Ridhwan, berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Siapa yang bersumpah dengan nama Islam maka ia sebagaimana yang disumpahkan itu. Dan tidak dianggap nazar seorang terhadap sesuatu yang tidak dimilikinya. Dan siapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu alat di dunia, akan disiksa di hari kiamat dengan alat itu. Dan siapa yang mengutuk (melaknat) seorang mukmin maka sama dengan membunuhnya. Dan siapa yang menuduh berzina terhadap seorang mukmin maka sama dengan membunuhnya.
(Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Siapa yang terjun dari gunung untuk bunuh diri, maka ia kelak di neraka Jahanam akan tetap terjun untuk selama-lamanya. Dan siapa yang makan racun untuk bunuh diri, maka racun akan tetap di tangannya dijilatinya dalam neraka Jahanam untu selama-lamanya. Dan siapa yang membunuh diri dengan senjata besi maka besi itu akan tetap di tangannya untuk menikamkan ke perutnya dalam neraka Jahanam untuk selamnya.
(Bukhari, Muslim).
BAB: Tiga macam Orang yang tidak akan dilihat oleh Allah dengan Pandangan Rahmat-Nya
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Tiga macam orang yang tidak akan dilihat oleh Allah dengan pandangan rahmat-Nya pada hari kiamat, dan tidak akan dimaafkan, dan bagi mereka tetap siksa yang pedih.
1. Seorang yang memiliki kelebihan air di tengah perjalanan lalu menolak orang rantau yang membutuhkannya.
2. Seorang yang berbaiat pada imam (pimpinan), semata-mata untuk dunia, jika ia diberi tetap rela, bila tidak diberi maka marah.
3. Seorang menjual barangnya sesudah Asar, lalu ia bersumpah: “Demi Allah aku telah membayar sekian pada penjualnya”, lalu dipercaya oleh pembelinya, padahal ia berdusta.
Kemudian Nabi saw. membacakan ayat:
“Sesungguhnya mereka yang menukar janji Allah dan sumpah mereka dengan harga (harta dunia) yang sedikit, mereka tidak mendapat bagian di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dan tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, bahkan tidak akan memaafkan mereka, dan bagi mereka tetap mendapat siksa yang sangat pedih”.
(Q.S. Ali Imran:77).
(Bukhari, Muslim).
Tiga macam orang yang tidak akan dilihat oleh Allah dengan pandangan rahmat-Nya pada hari kiamat, dan tidak akan dimaafkan, dan bagi mereka tetap siksa yang pedih.
1. Seorang yang memiliki kelebihan air di tengah perjalanan lalu menolak orang rantau yang membutuhkannya.
2. Seorang yang berbaiat pada imam (pimpinan), semata-mata untuk dunia, jika ia diberi tetap rela, bila tidak diberi maka marah.
3. Seorang menjual barangnya sesudah Asar, lalu ia bersumpah: “Demi Allah aku telah membayar sekian pada penjualnya”, lalu dipercaya oleh pembelinya, padahal ia berdusta.
Kemudian Nabi saw. membacakan ayat:
“Sesungguhnya mereka yang menukar janji Allah dan sumpah mereka dengan harga (harta dunia) yang sedikit, mereka tidak mendapat bagian di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dan tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, bahkan tidak akan memaafkan mereka, dan bagi mereka tetap mendapat siksa yang sangat pedih”.
(Q.S. Ali Imran:77).
(Bukhari, Muslim).
BAB: SANGAT HARAM FITNAH NAMIMAH (MENGADU DOMBA)
Hudzaifah r.a. berkata: Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda:
Tidak akan masuk surga seorang yang memfitnah (mengadu domba).
(Bukhari, Muslim).
Tidak akan masuk surga seorang yang memfitnah (mengadu domba).
(Bukhari, Muslim).
BAB: HARAM MEMUKUL PIPI, MEROBEK BAJU & MERATAP KETIKA KEMATIAN
Abu Musa r.a. menderita salit keras hingga pingsan, sedang kepalanya di pangkuan istrinya, tiba-tiba menjeritlah seorang wanita dari keluarganya, tetapi Abu Musa tidak dapat menjawab apa-apa. Kemudian setelah ia sadar kembali ia berkata: Aku bebas/lepas dari orang yang Nabi saw. lepas bebas dari mereka, Nabi saw. lepas bebas dari orang-orang yang menjerit ketika kematian, dan yang mencukur rambutnya dan yang merobek-robek bajunya.
(Bukhari, Muslim).
Nabi lepas bebas berarti tidak akan memberikan syafaatnya.
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Bukan dari umatku orang yang memukul-mukul pipinya, merobek bajunya dan berseru meratap dengan ratapan jahiliah (ketika kematian).
(Bukhari, Muslim).
(Bukhari, Muslim).
Nabi lepas bebas berarti tidak akan memberikan syafaatnya.
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Bukan dari umatku orang yang memukul-mukul pipinya, merobek bajunya dan berseru meratap dengan ratapan jahiliah (ketika kematian).
(Bukhari, Muslim).
BAB: SIAPA MENYERANG ORANG ISLAM DENGAN SENJATANYA MAKA BUKAN MUSLIM
Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Siapa yang menyerang kita dengan senjata maka bukan dari umatku.
(Bukhari, Muslim).
Abdullah bin Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Siapa yang menyerang kita dengan senjata maka ia bukan dari umatku.
(Bukhari, Muslim).
Siapa yang menyerang kita dengan senjata maka bukan dari umatku.
(Bukhari, Muslim).
Abdullah bin Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Siapa yang menyerang kita dengan senjata maka ia bukan dari umatku.
(Bukhari, Muslim).
BAB: HARAM MEMBUNUH ORANG KAFIR YANG SUDAH MENGUCAP LAA ILAHA ILLALLAH
Usamah bin Zaid r.a. berkata: Rasulullah saw. mengutus kami ke daerah Al-Huraqah, maka kami segera menyerbu suku daerah itu di pagi hari sehingga mengalahkan mereka, kemudian aku dengan seorang sahabat Anshar mengejar seorang dari mereka, dan ketika telah kami kepung tiba-tiba ia berkata: Laa ilaha illallah, maka kawanku Al-Anshari itu menahan pedangnya, dan aku langsung menikamnya dengan tombakku hingga mati. Dan ketika kami kembali ke Madinah berita itu telah sampai kepada Nabi saw. sehingga Nabi saw. langsung bertanya kepadaku:
Ya Usamah apakah engkau membunuhnya sesudah ia berkata Laa ilaha illallah ?
Jawabku: Dia hanya akan menyelamatkan diri. Maka Nabi saw. mengulang-ulang tegurannya itu sehingga aku sangat menyesal dan ingin andaikan aku belum Islam sebelum hari itu.
(Bukhari, Muslim).
Yakni ia merasa dosanya sesudah ia masuk Islam lalu berdosa sedemikian, dan andaikan belum Islam, maka dapat ditebus dengan masuk Islam.
Al-Miqdad bin Al-Aswad r.a. bertanya kepada Nabi saw.: Bagaimana pendapatmu jika aku berhadapan dengan orang kafir berperang lalu ia memukul tanganku dengan pedang hingga patah, lalu ia lari berlindung di belakang pohon dan berkata “Aku Islam kepada Allah”, apakah boleh aku bunuh ya Rasulullah? Jawab Nabi saw.:
Jangan engkau bunuh.
Al-Miqdad berkata: Ya Rasulullah ia telah mematahkan tanganku, kemudian menyatakan Islam. Nabi saw. bersabda:
Jangan engkau bunuh, maka jika engkau membunuhnya, maka ia akan menduduki kedudukanmu sebelum membunuhnya, dan engkau akan menduduki kedudukannya sebelum ia menyatakan kalimat yang diucapkannya itu.
(Bukhari, Muslim).
Ya Usamah apakah engkau membunuhnya sesudah ia berkata Laa ilaha illallah ?
Jawabku: Dia hanya akan menyelamatkan diri. Maka Nabi saw. mengulang-ulang tegurannya itu sehingga aku sangat menyesal dan ingin andaikan aku belum Islam sebelum hari itu.
(Bukhari, Muslim).
Yakni ia merasa dosanya sesudah ia masuk Islam lalu berdosa sedemikian, dan andaikan belum Islam, maka dapat ditebus dengan masuk Islam.
Al-Miqdad bin Al-Aswad r.a. bertanya kepada Nabi saw.: Bagaimana pendapatmu jika aku berhadapan dengan orang kafir berperang lalu ia memukul tanganku dengan pedang hingga patah, lalu ia lari berlindung di belakang pohon dan berkata “Aku Islam kepada Allah”, apakah boleh aku bunuh ya Rasulullah? Jawab Nabi saw.:
Jangan engkau bunuh.
Al-Miqdad berkata: Ya Rasulullah ia telah mematahkan tanganku, kemudian menyatakan Islam. Nabi saw. bersabda:
Jangan engkau bunuh, maka jika engkau membunuhnya, maka ia akan menduduki kedudukanmu sebelum membunuhnya, dan engkau akan menduduki kedudukannya sebelum ia menyatakan kalimat yang diucapkannya itu.
(Bukhari, Muslim).
BAB: SIAPA YANG MATI DAN TIDAK SYIRIK TERHADAP ALLAH PASTI MASUK SURGA
Abu Dzar r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Telah datang kepadaku utusan Tuhanku dan memberitakan bahwa siapa yang mati dari umatku tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun pasti masuk surga.
Lalu aku bertanya: Meskipun ia berzina dan mencuri? Jawab Nabi saw.
Meskipun pernah berzina dan mencuri.
(Bukhari, Muslim).
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Siapa yang mati dan ia mempersekutukan Allah dengan suatu apapun pasti masuk neraka. Dan berkata: Siapa yang mati tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun pasti masuk surga.
(Bukhari, Muslim).
Telah datang kepadaku utusan Tuhanku dan memberitakan bahwa siapa yang mati dari umatku tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun pasti masuk surga.
Lalu aku bertanya: Meskipun ia berzina dan mencuri? Jawab Nabi saw.
Meskipun pernah berzina dan mencuri.
(Bukhari, Muslim).
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Siapa yang mati dan ia mempersekutukan Allah dengan suatu apapun pasti masuk neraka. Dan berkata: Siapa yang mati tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun pasti masuk surga.
(Bukhari, Muslim).
BAB: DOSA-DOSA BESAR
Abdullah bin Amr r.a. berkata: Rasulullah saw. berkata:
Sesungguhnya yang terbesar dari dosa-dosa yang besar ialah orang yang memaki (mengutuk) kedua ayah bundanya.
Ketika ditanya: Bagaimana seseorang mengutuk ayah bundanya? Jawab Nabi saw.:
Memaki ayah orang lain lalu dibalas ayahnya dimaki, dan memaki ibunya orang lalu dibalas ibunya dimaki.
(Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Tinggalkan tujuh dosa yang dapat membinasakan.
Sahabat bertanya: Apakah itu ya Rasulullah? Jawab Nabi saw.:
Syirik mempersekutukan Allah, Berbuat sihir (tenung), Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, Makan harta riba, Makan harta anak yatim, Melarikan diri dari perang jihad pada saat berperang, dan Menuduh wanita mukminat yang sopan (berkeluarga) dengan zina.
(Bukhari, Muslim).
Anas r.a. berkata: Ketika Nabi saw. ditanya tentang dosa-dosa besar, maka jawabnya:
Syirik mempersekutukan Allah, dan durhaka terhadap kedua ayah bunda, membunuh jiwa (manusia), dan saksi palsu.
(Bukhari, Muslim).
Sesungguhnya yang terbesar dari dosa-dosa yang besar ialah orang yang memaki (mengutuk) kedua ayah bundanya.
Ketika ditanya: Bagaimana seseorang mengutuk ayah bundanya? Jawab Nabi saw.:
Memaki ayah orang lain lalu dibalas ayahnya dimaki, dan memaki ibunya orang lalu dibalas ibunya dimaki.
(Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Tinggalkan tujuh dosa yang dapat membinasakan.
Sahabat bertanya: Apakah itu ya Rasulullah? Jawab Nabi saw.:
Syirik mempersekutukan Allah, Berbuat sihir (tenung), Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, Makan harta riba, Makan harta anak yatim, Melarikan diri dari perang jihad pada saat berperang, dan Menuduh wanita mukminat yang sopan (berkeluarga) dengan zina.
(Bukhari, Muslim).
Anas r.a. berkata: Ketika Nabi saw. ditanya tentang dosa-dosa besar, maka jawabnya:
Syirik mempersekutukan Allah, dan durhaka terhadap kedua ayah bunda, membunuh jiwa (manusia), dan saksi palsu.
(Bukhari, Muslim).
BAB: DOSA-DOSA BESAR
Abu Bakrah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Sukakah aku beritahukan kepadamu sebesar dosa-dosa yang besar?
Pertanyaan ini diulang tiga kali. Jawab sahabat: Baiklah ya Rasulullah. Maka sabda Nabi saw.:
Syirik mempersekutukan Allah, dan Durhaka terhadap kedua ayah bunda.
Nabi saw. tadinya menyandar tiba-tiba duduk dan bersabda:
Ingatlah, dan Kata-kata dusta, tipuan.
Lalu mengulang yang ketiga ini beberapa kali sehingga kami (sahabat) berkata: Semoga berhenti (diam).
(Bukhari, Muslim).
Yakni Nabi saw. benar-benar minta perhatian terhadap sesuatu yang biasa diremehkan oleh masyarakat, dan mungkin dianggap sepele / remeh.
Sukakah aku beritahukan kepadamu sebesar dosa-dosa yang besar?
Pertanyaan ini diulang tiga kali. Jawab sahabat: Baiklah ya Rasulullah. Maka sabda Nabi saw.:
Syirik mempersekutukan Allah, dan Durhaka terhadap kedua ayah bunda.
Nabi saw. tadinya menyandar tiba-tiba duduk dan bersabda:
Ingatlah, dan Kata-kata dusta, tipuan.
Lalu mengulang yang ketiga ini beberapa kali sehingga kami (sahabat) berkata: Semoga berhenti (diam).
(Bukhari, Muslim).
Yakni Nabi saw. benar-benar minta perhatian terhadap sesuatu yang biasa diremehkan oleh masyarakat, dan mungkin dianggap sepele / remeh.
BAB: SEBESAR-BESAR DOSA IALAH SYIRIK (MEMPERSEKUTUKAN ALLAH)
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Aku tanya kepada Nabi saw.: Apakah dosa yang terbesar di sisi Allah? JawabNabi saw.:
Jika engkau mengadakan sekutu bagi Allah padahal Dia lah yang menjadikan engkau.
Aku bertanya: Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Jika engkau membunuh anakmu khawatir makan bersamamu.
Aku bertanya: Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Berzina dengan istri tetanggamu.
(Bukhari, Muslim).
Jika engkau mengadakan sekutu bagi Allah padahal Dia lah yang menjadikan engkau.
Aku bertanya: Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Jika engkau membunuh anakmu khawatir makan bersamamu.
Aku bertanya: Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Berzina dengan istri tetanggamu.
(Bukhari, Muslim).
27 April 2010
BAB: IMAN ITU SEUTAMA-UTAMA AMAL
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Aku tanya kepada Nabi saw.:
Apakah amal yang lebih disukai Allah? Jawab Nabi saw.:
Shalat tepat pada waktunya.
Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Patuh taat kepada kedua orangtua.
Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Jihad fi sabilillah (berjuang untuk menegakkan agama Allah).
Ibn Mas’ud berkata: Demikian Rasulullah saw. menerangkan kepadaku, dan andaikan aku minta tambah tentu ditambah.
(Bukhari, Muslim).
Abu Dzar r.a. berkata: Aku tanya kepada Nabi saw.: Apakah amal yang utama? Jawabnya:
Iman pada Allah dan jihad fi sabilillah.
Lalu aku tanya: Memerdekakan budak mana yang lebih utama? Jawab Nabi saw.:
Yang lebih mahal harganya dan yang sangat disayang oleh pemiliknya.
Abu Dzar bertanya: Jika aku tidak dapat berbuat itu? Sabda Nabi saw.:
Membantu orang yang berbuat, atau membuatkan orang yang tunanetra (tidak dapat berbuat).
Bertanya: Jika tidak dapat? Jawab Nabi saw.:
Menjauhkan orang-orang dari kejahatan, maka itu sebagai shadaqah untuk dirimu.
(Bukhari, Muslim).
Apakah amal yang lebih disukai Allah? Jawab Nabi saw.:
Shalat tepat pada waktunya.
Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Patuh taat kepada kedua orangtua.
Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Jihad fi sabilillah (berjuang untuk menegakkan agama Allah).
Ibn Mas’ud berkata: Demikian Rasulullah saw. menerangkan kepadaku, dan andaikan aku minta tambah tentu ditambah.
(Bukhari, Muslim).
Abu Dzar r.a. berkata: Aku tanya kepada Nabi saw.: Apakah amal yang utama? Jawabnya:
Iman pada Allah dan jihad fi sabilillah.
Lalu aku tanya: Memerdekakan budak mana yang lebih utama? Jawab Nabi saw.:
Yang lebih mahal harganya dan yang sangat disayang oleh pemiliknya.
Abu Dzar bertanya: Jika aku tidak dapat berbuat itu? Sabda Nabi saw.:
Membantu orang yang berbuat, atau membuatkan orang yang tunanetra (tidak dapat berbuat).
Bertanya: Jika tidak dapat? Jawab Nabi saw.:
Menjauhkan orang-orang dari kejahatan, maka itu sebagai shadaqah untuk dirimu.
(Bukhari, Muslim).
BAB: IMAN ITU SEUTAMA-UTAMA AMAL
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. ditanya:
Apakah amal yang utama? Jawab Nabi saw.:
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Lalu ditanya: Kemudian apakah? Jawabnya:
Jihad berjuang fi sabilillah (untuk menegakkan agama Allah).
Ditanya: Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Haji yang mabrur (diliputi amal kebaikan).
(Bukhari, Muslim).
Apakah amal yang utama? Jawab Nabi saw.:
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Lalu ditanya: Kemudian apakah? Jawabnya:
Jihad berjuang fi sabilillah (untuk menegakkan agama Allah).
Ditanya: Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.:
Haji yang mabrur (diliputi amal kebaikan).
(Bukhari, Muslim).
BAB: IMAN DAPAT BERKURANG KARENA KURANGNYA TAAT
Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw. keluar ke mushala untuk shalat Idul Fitri atau Adha, maka ia berjalan ke bagian wanita dan bersabda:
Wahai kaum wanita bershadaqahlah kalian, sebab aku melihat kalian bagian terbanyak dalam neraka.
Mereka bertanya: Mengapakah ya Rasulullah? Jawab Nabi saw.:
Karena banyak mengomel (mencaci) dan melupakan kebaikan suami, tidak pernah aku melihat orang yang kurang akal dan agama, dapat menawan hati lelaki yang pandai selain kamu. Mereka bertanya: Apakah kekurangan agama dan akal kami ya Rasulullah? Sabda Nabi saw.:
Tidakkah persaksian wanita separo dari persaksian laki-laki?
Jawab mereka: Benar. Sabda Nabi saw.:
Itu tanda kekurangan akalnya. Tidakkah diwaktu haid seorang wanita tidak shalat dan puasa?
Jawab mereka: Benar. Maka sabda Nabi saw.:
Itu dari kekurangan agamanya.
(Bukhari, Muslim).
Wahai kaum wanita bershadaqahlah kalian, sebab aku melihat kalian bagian terbanyak dalam neraka.
Mereka bertanya: Mengapakah ya Rasulullah? Jawab Nabi saw.:
Karena banyak mengomel (mencaci) dan melupakan kebaikan suami, tidak pernah aku melihat orang yang kurang akal dan agama, dapat menawan hati lelaki yang pandai selain kamu. Mereka bertanya: Apakah kekurangan agama dan akal kami ya Rasulullah? Sabda Nabi saw.:
Tidakkah persaksian wanita separo dari persaksian laki-laki?
Jawab mereka: Benar. Sabda Nabi saw.:
Itu tanda kekurangan akalnya. Tidakkah diwaktu haid seorang wanita tidak shalat dan puasa?
Jawab mereka: Benar. Maka sabda Nabi saw.:
Itu dari kekurangan agamanya.
(Bukhari, Muslim).
BAB: CINTA PADA SAHABAT ANSHAR TANDA BERIMAN
Al-Baraa’ r.a. berkata: Nabi saw. bersabda tentang sahabat Anshar :
tidak cinta pada mereka kecuali orang mukmin, dan tidak membenci mereka kecuali orang munafik, maka siapa yang cinta kepada mereka (Al-Anshar) Allah cinta kepadanya, dan siapa yang membenci mereka, Allah benci kepadanya.
(Bukhari, Muslim).
tidak cinta pada mereka kecuali orang mukmin, dan tidak membenci mereka kecuali orang munafik, maka siapa yang cinta kepada mereka (Al-Anshar) Allah cinta kepadanya, dan siapa yang membenci mereka, Allah benci kepadanya.
(Bukhari, Muslim).
BAB: CINTA PADA SAHABAT ANSHAR TANDA BERIMAN
Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Tanda adanya iman itu cinta pada sahabat Anshar, dan tanda nifaq (munafik) itu benci pada sahabat Anshar.
(bukhari, Muslim).
Tanda adanya iman itu cinta pada sahabat Anshar, dan tanda nifaq (munafik) itu benci pada sahabat Anshar.
(bukhari, Muslim).
BAB: KAFIRLAH ORANG-ORANG YANG BERKATA: HUJAN INI KARENA BINTANG
Zaid bin Khalid Al-Juhani r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw. shalat subuh berjamaah dengan kami di Hudaibiyah, yang mana pada malamnya telah turun hujan, maka sesudah shalat Nabi saw. langsung menghadap kami dan bersabda:
Tahukah kamu apakah yang difirmankan Tuhanmu?
Jawab kami: Allahu warasuluhu a’lam (Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui). Maka sabda Nabi saw.:
Allah berfirman: Di waktu pagi hamba-Ku ada yang mukmin (percaya) kepada-Ku dan ada yang kafir. Adapun yang berkata: Hujan ini dengan karunia dan rahmat Allah, maka ia percaya kepada-Ku dan kafir terhadap bintang, adapun orang yang berkata: Hujan ini karena bintang ini dan bintang itu, maka kafir kepada-Ku dan percaya kepada bintang.
(Bukhari, Muslim).
Tahukah kamu apakah yang difirmankan Tuhanmu?
Jawab kami: Allahu warasuluhu a’lam (Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui). Maka sabda Nabi saw.:
Allah berfirman: Di waktu pagi hamba-Ku ada yang mukmin (percaya) kepada-Ku dan ada yang kafir. Adapun yang berkata: Hujan ini dengan karunia dan rahmat Allah, maka ia percaya kepada-Ku dan kafir terhadap bintang, adapun orang yang berkata: Hujan ini karena bintang ini dan bintang itu, maka kafir kepada-Ku dan percaya kepada bintang.
(Bukhari, Muslim).
BAB: JANGANLAH KALIAN KEMBALI KAFIR SEPENINGGALANKU, YANG SATU MEMENGGAL LEHER YANG LAIN
Ibn Umar r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Awaslah/celakalah kalian, jangan sampai kembali menjadi kafir sepeninggalanku, yaitu yang satu memenggal leher yang lain.
(Bukhari, Muslim).
Yakni karena berebut dunia, kekayaan dan kedudukan.
Awaslah/celakalah kalian, jangan sampai kembali menjadi kafir sepeninggalanku, yaitu yang satu memenggal leher yang lain.
(Bukhari, Muslim).
Yakni karena berebut dunia, kekayaan dan kedudukan.
BAB: JANGANLAH KALIAN KEMBALI KAFIR SEPENINGGALANKU, YANG SATU MEMENGGAL LEHER YANG LAIN
Jarir r.a. berkata: Ketika hajjatul wada’ Nabi saw. menyuruhnya supaya memanggil orang-orang untuk mendengarkan khotbah Nabi saw. Lalu Nabi saw. bersabda:
Janganlah kalian kembali sepeninggalanku menjadi kafir karena setengah kamu memenggal leher setengahnya.
(Bukhari, Muslim).
Janganlah kalian kembali sepeninggalanku menjadi kafir karena setengah kamu memenggal leher setengahnya.
(Bukhari, Muslim).
BAB: MEMAKI ORANG MUSLIM ITU FUSUQ DAN MEMERANGINYA BERARTI KUFUR
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Memaki orang muslim itu fusuq, dan memeranginya berarti kufur.
(Bukhari, Muslim).
Fusuq berarti menyeleweng dari kebenaran agama, menyimpang dari garis. Kufur berarti ingkar.
Memaki orang muslim itu fusuq, dan memeranginya berarti kufur.
(Bukhari, Muslim).
Fusuq berarti menyeleweng dari kebenaran agama, menyimpang dari garis. Kufur berarti ingkar.
BAB: IMAN ORANG YANG TIDAK MENGAKUI AYAHNYA, PADAHAL IA MENGETAHUI BENAR ITU AYAHNYA
Saad bin Abi Waqaash r.a. berkata: Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda:
Siapa yang mengakui nasab yang bukan ayah kandungnya, sedang ia mengetahui, maka haram baginya masuk surga.
Hadits ini ketika diceritakan kepada Abu Bakar r.a., Abu Bakar r.a. berkata: Aku juga telah mendengar hadis itu dengan kedua telingaku, dan diingat oleh hatiku dari Rasulullah saw.
(Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Jangan kalian mengabaikan ayah kandungmu, siapa yang tidak sudi bernasab pada ayah kandungnya, maka itu suatu kekufuran.
(Bukhari, Muslim).
Abu Dzar r.a. telah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Tiada seorang yang bernasab kepada orang yang bukan ayahnya padahal ia mengetahui bahwa itu bukan ayahnya, melainkan ia kafir. Dan siapa mengakui bernasab pada suatu kaum yang ia tidak bernasab kepada mereka, maka hendaklah menempatkan dirinya di dalam neraka.
(Bukhari, Muslim).
Siapa yang mengakui nasab yang bukan ayah kandungnya, sedang ia mengetahui, maka haram baginya masuk surga.
Hadits ini ketika diceritakan kepada Abu Bakar r.a., Abu Bakar r.a. berkata: Aku juga telah mendengar hadis itu dengan kedua telingaku, dan diingat oleh hatiku dari Rasulullah saw.
(Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Jangan kalian mengabaikan ayah kandungmu, siapa yang tidak sudi bernasab pada ayah kandungnya, maka itu suatu kekufuran.
(Bukhari, Muslim).
Abu Dzar r.a. telah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Tiada seorang yang bernasab kepada orang yang bukan ayahnya padahal ia mengetahui bahwa itu bukan ayahnya, melainkan ia kafir. Dan siapa mengakui bernasab pada suatu kaum yang ia tidak bernasab kepada mereka, maka hendaklah menempatkan dirinya di dalam neraka.
(Bukhari, Muslim).
BAB: POKOK AGAMA NASIHAT
Jarir bin Abdullah r.a. berkata: Aku telah berbaiat kepada Nabi saw. untuk mendengar dan patuh taat, lalu dituntun oleh Nabi saw. untuk menyebut kalimat: Dalam apa yang dapat aku perbuat, dan nasihat baik terhadap tiap orang muslim.
(Bukhari, Muslim).
(Bukhari, Muslim).
BAB: WAJIB BERIMAN PADA NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI UTUSAN ALLAH BAGI SELURUH MANUSIA, DAN SYARIATNYA ME-MANSUKH-KAN SYARIAT SYARIAT SEBELUMNYA
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Tiada seorang nabi melainkan telah diberi mukjizat yang karenanya orang-orang percaya kepadanya. Mukjizat yang diberikan kepadaku berupa wahyu (Al-Quran) yang diturunkan kepadaku. Maka aku berharap semoga akulah yang terbanyak pengikutnya pada hari kiamat.
(Bukhari, Muslim)
Sebab Mukjizat Al-Quran akan tetap hingga hari kiamat.
Pengertian Mansukh : Pembatalan hukum yang ditetapkan terdahulu oleh hukum yang ditetapkan kemudian.
Tiada seorang nabi melainkan telah diberi mukjizat yang karenanya orang-orang percaya kepadanya. Mukjizat yang diberikan kepadaku berupa wahyu (Al-Quran) yang diturunkan kepadaku. Maka aku berharap semoga akulah yang terbanyak pengikutnya pada hari kiamat.
(Bukhari, Muslim)
Sebab Mukjizat Al-Quran akan tetap hingga hari kiamat.
Pengertian Mansukh : Pembatalan hukum yang ditetapkan terdahulu oleh hukum yang ditetapkan kemudian.
BAB: KETENANGAN HATI KARENA MELIHAT BUKTI NYATA
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Kami lebih layak untuk ragu daripada Nabi Ibrahim a.s., ketika Ia berkata: Ya Tuhan perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang yang telah mati. Tuhan bertanya: Apakah engkau tidak percaya? Jawab Ibrahim a.s.: Benar aku telah percaya, tetapi supaya lebih tenteram hatiku. Dan semoga Allah merahmati Nabi Luth a.s. ketika akan berlindung kepada pelindung yang kuat. Dan andaikan aku tinggal dalam penjara, selama Nabi Yusuf dipenjara, niscaya segera aku sambut panggilan raja.
(Bukhari, Muslim).
Diriwayatkan: Rasul menanggapi begitu beruntungnya Nabi Ibrahim yg mendapat kesempatan untuk meyakinkan dirinya bahwa Allah memang ada, dengan diperlihatkan kepadanya burung mati yang bisa hidup lagi.
Kami lebih layak untuk ragu daripada Nabi Ibrahim a.s., ketika Ia berkata: Ya Tuhan perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang yang telah mati. Tuhan bertanya: Apakah engkau tidak percaya? Jawab Ibrahim a.s.: Benar aku telah percaya, tetapi supaya lebih tenteram hatiku. Dan semoga Allah merahmati Nabi Luth a.s. ketika akan berlindung kepada pelindung yang kuat. Dan andaikan aku tinggal dalam penjara, selama Nabi Yusuf dipenjara, niscaya segera aku sambut panggilan raja.
(Bukhari, Muslim).
Diriwayatkan: Rasul menanggapi begitu beruntungnya Nabi Ibrahim yg mendapat kesempatan untuk meyakinkan dirinya bahwa Allah memang ada, dengan diperlihatkan kepadanya burung mati yang bisa hidup lagi.
BAB: MENGAMBIL HATI ORANG YANG LEMAH IMAN
Saad bin Abi Waqash r.a. berkata: Rasulullah saw. memberi kepada beberapa orang, saat itu Saad sedang duduk melihat, maka Saad berkata: Ya Rasulullah, mengapakah Tuan tinggalkan si Fulan padahal aku tahu dia seorang mukmin. Nabi saw. bersabda:
Ataukah muslim.
Maka diamlah Saad sementara, kemudian mengulang pertanyaannya: Ya Rasulullah mengapakah Tuan tinggalkan Fulan, demi Allah aku tahu dia seorang mukmin. Nabi saw. bertanya:
Ataukah muslim?
Maka diamlah Saad sementara, lalu mengulang kembali pertanyaannya, dan Nabi juga mengulangi sabdanya. Kemudian Nabi saw. bersabda:
Ya Saad, ada kalanya aku memberi kepada seseorang, padahal orang yang lain itu lebih aku sayang, karena khawatir kalau ia terjerumus ke dalam api neraka.
(Bukhari, Muslim).
Yakni khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu ia mencela Nabi saw. sehingga menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.
Ataukah muslim.
Maka diamlah Saad sementara, kemudian mengulang pertanyaannya: Ya Rasulullah mengapakah Tuan tinggalkan Fulan, demi Allah aku tahu dia seorang mukmin. Nabi saw. bertanya:
Ataukah muslim?
Maka diamlah Saad sementara, lalu mengulang kembali pertanyaannya, dan Nabi juga mengulangi sabdanya. Kemudian Nabi saw. bersabda:
Ya Saad, ada kalanya aku memberi kepada seseorang, padahal orang yang lain itu lebih aku sayang, karena khawatir kalau ia terjerumus ke dalam api neraka.
(Bukhari, Muslim).
Yakni khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu ia mencela Nabi saw. sehingga menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.
BAB: BOLEH MERAHASIAKAN IMANNYA BAGI ORANG YANG TAKUT
Hudzaifah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda:
Catatkanlah untukku nama orang-orang yang telah masuk Islam. Maka kami catat seribu lima ratus orang. Dan kami berkata: Apakah Tuan khawatir terhadap kami padahal kini sudah seribu lima ratus orang? Kemudian nyata kami telah diuji dengan bala' ketakutan sehingga ada kalanya orang shalat sendirian karena takut.
(Bukhari, Muslim).
Catatkanlah untukku nama orang-orang yang telah masuk Islam. Maka kami catat seribu lima ratus orang. Dan kami berkata: Apakah Tuan khawatir terhadap kami padahal kini sudah seribu lima ratus orang? Kemudian nyata kami telah diuji dengan bala' ketakutan sehingga ada kalanya orang shalat sendirian karena takut.
(Bukhari, Muslim).
BAB: ISLAM PADA MULANYA ASING DAN AKAN KEMBALI ASING. DAN IMAN AKAN KEMBALI KE KOTA MADINAH SEBAGAIMANA ULAR KEMBALI KE LUBANGNYA
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya iman itu akan kembali berkumpul di Madinah sebagaimana ular kembali ke dalam lubangnya.
(Bukhari, Muslim).
Sesungguhnya iman itu akan kembali berkumpul di Madinah sebagaimana ular kembali ke dalam lubangnya.
(Bukhari, Muslim).
BAB: ISLAM PADA MULANYA ASING DAN AKAN KEMBALI ASING. DAN IMAN AKAN KEMBALI KE KOTA MADINAH SEBAGAIMANA ULAR KEMBALI KE LUBANGNYA
Hudzaifah r.a. berkata: Ketika kami duduk di majelis
Umar r.a. tiba-tiba ia bertanya: Siapakah diantara kalian ingat sabda Nabi saw. mengenai fitnah?
Jawabku: Aku.
Umar r.a.: berkata: Engkaulah yang berani menerangkannya.
Lalu aku berkata: Fitnah (ujian/bala') yang menimpa seseorang pada keluarga, harta dan anak-anaknya atau tetangganya dapat tertebus oleh shalat, puasa, shadaqah dan amar makruf nahi munkar.
Umar r.a. berkata: Bukan itu yang aku tanyakan, tetapi fitnah yang besar bagaikan gelombang air laut.
Jawabku: Engkau tidak usah khawatir ya amirul mukminin, diantaramu dengan fitnah itu ada dinding pintu yang masih tertutup.
Umar r.a. bertanya: Apakah pintu itu akan dibuka atau dipecah?
Jawabku: Dipecah.
Umar r.a. berkata: Jika demikian maka tidak akan dapat ditutup untuk selamanya.
Kami bertanya kepada Hudzaifah: Apakah Umar mengetahui siapakah pintu itu?
Jawab Hudzaifah: Ya.
Sebagaimana mengetahui bahwa sebelum esok hari, ada ini malam. Sungguh aku telah menerangkan padanya hadis.
Kami merasa gentar untuk bertanya kepada Hudzaifah, maka kami menyuruh Masruq menanyakan siapakah pintu itu?
Jawab Hudzaifah r.a.: Pintu itu ialah Umar r.a.
(Bukhari, Muslim).
Umar r.a. tiba-tiba ia bertanya: Siapakah diantara kalian ingat sabda Nabi saw. mengenai fitnah?
Jawabku: Aku.
Umar r.a.: berkata: Engkaulah yang berani menerangkannya.
Lalu aku berkata: Fitnah (ujian/bala') yang menimpa seseorang pada keluarga, harta dan anak-anaknya atau tetangganya dapat tertebus oleh shalat, puasa, shadaqah dan amar makruf nahi munkar.
Umar r.a. berkata: Bukan itu yang aku tanyakan, tetapi fitnah yang besar bagaikan gelombang air laut.
Jawabku: Engkau tidak usah khawatir ya amirul mukminin, diantaramu dengan fitnah itu ada dinding pintu yang masih tertutup.
Umar r.a. bertanya: Apakah pintu itu akan dibuka atau dipecah?
Jawabku: Dipecah.
Umar r.a. berkata: Jika demikian maka tidak akan dapat ditutup untuk selamanya.
Kami bertanya kepada Hudzaifah: Apakah Umar mengetahui siapakah pintu itu?
Jawab Hudzaifah: Ya.
Sebagaimana mengetahui bahwa sebelum esok hari, ada ini malam. Sungguh aku telah menerangkan padanya hadis.
Kami merasa gentar untuk bertanya kepada Hudzaifah, maka kami menyuruh Masruq menanyakan siapakah pintu itu?
Jawab Hudzaifah r.a.: Pintu itu ialah Umar r.a.
(Bukhari, Muslim).
BAB: NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Jika seorang berbuat baik dalam Islamnya maka tiap kebaikan yang diamalkannya dicatat sepuluh kali lipat sehingga tujuh ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu.
(Bukhari, Muslim).
Jika seorang berbuat baik dalam Islamnya maka tiap kebaikan yang diamalkannya dicatat sepuluh kali lipat sehingga tujuh ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu.
(Bukhari, Muslim).
BAB: NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA
Ibu Abbas r.a. berkata: Nabi saw. dari apa yang diriwayatkan dari Allah azza wa jalla, bersabda:
Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya, maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan (kebaikan) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan, dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus kali, dan dapat berlipat lebih dari itu. Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (dosa) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa.
(Bukhari, Muslim).
Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya, maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan (kebaikan) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan, dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus kali, dan dapat berlipat lebih dari itu. Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (dosa) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa.
(Bukhari, Muslim).
[SN] Al-Hadith : Dikasihi Allah, dikasihi manusia
Dari Abu Abbas, Sahl bin Saad As-Sa'idd r.a, berkata : " Telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah SAW dan bertanya : ' Ya Rasulullah, tunjukkan aku suatu amalan, sekiranya aku buat, nescaya aku dicintai oleh Allah dan orang ramai. ' Maka dijawab Nabi :
' Hendaklah zahid di dunia, nescaya engkau dicintai oleh Allah dan engkau zahid pada apa yang ada di sisi manusia, maka nescaya engkau dicintai oleh orang ramai. '
(Riwayat Ibnu Majah dan lain-lain dengan sanad yang baik)
' Hendaklah zahid di dunia, nescaya engkau dicintai oleh Allah dan engkau zahid pada apa yang ada di sisi manusia, maka nescaya engkau dicintai oleh orang ramai. '
(Riwayat Ibnu Majah dan lain-lain dengan sanad yang baik)
Al-Hadith : Sengaja Diamkan ..
Daripada Abu Tha'labah al-Khusyanie Jurthum ibn Nasyer r.a. daripada Rasulullah SAW telah bersabda:
Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memfardhukan beberapa fardhu maka janganlah kamu sia-siakan, Dia telah menentukan beberapa hudud (batasan), maka janganlah kamu melampauinya, Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah kamu mencabulinya dan Dia diamkan segala sesuatu sebagai rahmat bagi kamu bukan kerana lupa, maka janganlah kamu cuba menyelidikinya.
(Riwayat Daruqutni dan lain-lain)
Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memfardhukan beberapa fardhu maka janganlah kamu sia-siakan, Dia telah menentukan beberapa hudud (batasan), maka janganlah kamu melampauinya, Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah kamu mencabulinya dan Dia diamkan segala sesuatu sebagai rahmat bagi kamu bukan kerana lupa, maka janganlah kamu cuba menyelidikinya.
(Riwayat Daruqutni dan lain-lain)
BAB: BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Setan datang pada tiap orang dan bertanya (berbisik): Siapakah yang menjadikan ini? Siapakah yang menjadikan itu? Sehingga bertanya: Siapakah yang menjadikan Tuhanmu? Apabila sampai di sini, maka hendaklah membaca: A'udzubillahi minasysyaihtanirrajim, dan menghentikan suara bisikan itu. (Yakni tidak melayaninya).
(Bukhari, Muslim).
Setan datang pada tiap orang dan bertanya (berbisik): Siapakah yang menjadikan ini? Siapakah yang menjadikan itu? Sehingga bertanya: Siapakah yang menjadikan Tuhanmu? Apabila sampai di sini, maka hendaklah membaca: A'udzubillahi minasysyaihtanirrajim, dan menghentikan suara bisikan itu. (Yakni tidak melayaninya).
(Bukhari, Muslim).
13 April 2010
Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan
Dari Abu Musa r.a katanya, Nabi s.a.w bersabda:
”Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan yang Allah mengutuskan aku untuk menyampaikannya seperti hujan lebat jatuh ke bumi. Bumi itu ada yang subur menghisap air, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumput yang banyak. Ada pula yang keras, tidak menghisap air sehingga tergenang. Maka Allah memberi manfaat dengan ia kepada manusia. Mereka dapat minum dan memberi minum (binatang ternak dan sebagainya), dan untuk bercucuk tanam. Dan ada pula hujan yang jatuh ke bahagian lain iaitu di atas tanah yang tidak menggenangkan air dan tidak pula menumbuhkan rumput. Begitulah perumpamaan orang yang belajar agama yang mahu memanfaatkan apa yang aku disuruh Allah menyampaikannya, dipelajarinya dan diajarkannya. Dan begitu pula perumpamaan orang yang tidak mahu memikirkan dan mengambil peduli dengan petunjuk Allah yang aku diutus untuk menyampaikannya.”
(Bukhari)
”Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan yang Allah mengutuskan aku untuk menyampaikannya seperti hujan lebat jatuh ke bumi. Bumi itu ada yang subur menghisap air, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumput yang banyak. Ada pula yang keras, tidak menghisap air sehingga tergenang. Maka Allah memberi manfaat dengan ia kepada manusia. Mereka dapat minum dan memberi minum (binatang ternak dan sebagainya), dan untuk bercucuk tanam. Dan ada pula hujan yang jatuh ke bahagian lain iaitu di atas tanah yang tidak menggenangkan air dan tidak pula menumbuhkan rumput. Begitulah perumpamaan orang yang belajar agama yang mahu memanfaatkan apa yang aku disuruh Allah menyampaikannya, dipelajarinya dan diajarkannya. Dan begitu pula perumpamaan orang yang tidak mahu memikirkan dan mengambil peduli dengan petunjuk Allah yang aku diutus untuk menyampaikannya.”
(Bukhari)
BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Setan datang pada tiap orang dan bertanya (berbisik): Siapakah yang menjadikan ini? Siapakah yang menjadikan itu? Sehingga bertanya: Siapakah yang menjadikan Tuhanmu? Apabila sampai di sini, maka hendaklah membaca: A'udzubillahi minasysyaihtanirrajim, dan menghentikan suara bisikan itu. (Yakni tidak melayaninya).
(Bukhari, Muslim).
Setan datang pada tiap orang dan bertanya (berbisik): Siapakah yang menjadikan ini? Siapakah yang menjadikan itu? Sehingga bertanya: Siapakah yang menjadikan Tuhanmu? Apabila sampai di sini, maka hendaklah membaca: A'udzubillahi minasysyaihtanirrajim, dan menghentikan suara bisikan itu. (Yakni tidak melayaninya).
(Bukhari, Muslim).
07 April 2010
Jaga Lidah
Daripada Muaz bin Jabal r.a, berkata : " Khabarkan kepadaku suatu amalan yang membolehkan aku masuk ke dalam syurga dan menjauhkan aku dari neraka. "
Jawab Nabi SAW :
" Sebenarnya engkau telah bertanya suatu pekara yang besar, dan sesungguhnya amat mudah sekali bagi sesiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala, iaitu : Hendaklah engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan suatu yang lain. Engkau mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa sebulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah. "
Kemudian Nabi bersabda lagi :
" Mahukah engkau aku khabarkan pokok amalan, tiangnya dan kemuncaknya? "
Aku menjawab : " Mahu, ya Rasulullah . " Sabda baginda :
" Pokok amalan ialah Islam, tiangnya ialah sembahyang dan kemuncaknya ialah jihad. "
Kemudian Nabi bersabda lagi :
" Mahukah engkau aku khabarkan kunci kepada semua pekara ini ?"
Aku menjawab : " Mahu, ya Rasulullah. " Lalu baginda memegang lidahnya seraya berkata:
" Awas, jaga ini baik-baik. "
Aku bertanya : " Ya Rasulullah, adakah kami akan dituntut kerana berkata dengannya ?"
Baginda lalu menjawab :
" Dan tidak akan dicampakkan manusia ke atas muka mereka atau batang hidung mereka ke dalam neraka, melainkan hasil tutur bicara mereka. "
(Riwayat Tirmizi)
Jawab Nabi SAW :
" Sebenarnya engkau telah bertanya suatu pekara yang besar, dan sesungguhnya amat mudah sekali bagi sesiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala, iaitu : Hendaklah engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan suatu yang lain. Engkau mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa sebulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah. "
Kemudian Nabi bersabda lagi :
" Mahukah engkau aku khabarkan pokok amalan, tiangnya dan kemuncaknya? "
Aku menjawab : " Mahu, ya Rasulullah . " Sabda baginda :
" Pokok amalan ialah Islam, tiangnya ialah sembahyang dan kemuncaknya ialah jihad. "
Kemudian Nabi bersabda lagi :
" Mahukah engkau aku khabarkan kunci kepada semua pekara ini ?"
Aku menjawab : " Mahu, ya Rasulullah. " Lalu baginda memegang lidahnya seraya berkata:
" Awas, jaga ini baik-baik. "
Aku bertanya : " Ya Rasulullah, adakah kami akan dituntut kerana berkata dengannya ?"
Baginda lalu menjawab :
" Dan tidak akan dicampakkan manusia ke atas muka mereka atau batang hidung mereka ke dalam neraka, melainkan hasil tutur bicara mereka. "
(Riwayat Tirmizi)
06 April 2010
Pahala sebanyak pahala orang yang memerdekakan empat orang keturunan Ismail
Dari Amru bin Maimun r.a., dari Rasulullah SAW sabdanya:
“Siapa membaca: ‘Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa alaa kulli syain qadiir’ sebanyak sepuluh kali, maka dia beroleh pahala sebanyak pahala orang yang memerdekakan empat orang keturunan Ismail.”
(Sahih Muslim dalam Bab - Zikir, Doa, Taubat, Istighfar No Hadis – 2315)
“Siapa membaca: ‘Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa alaa kulli syain qadiir’ sebanyak sepuluh kali, maka dia beroleh pahala sebanyak pahala orang yang memerdekakan empat orang keturunan Ismail.”
(Sahih Muslim dalam Bab - Zikir, Doa, Taubat, Istighfar No Hadis – 2315)
Zikir yang boleh dijadikan amalan
Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa membaca kalimat tahlil: ‘Laa ilaaha ilallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syai-in qadiir’ sebanyak seratus kali dalam sehari, maka dia beroleh pahala sebanyak pahala memerdekakan sepuluh orang budak dan dicatat untuknya seratus kebajikan, serta dihapus daripadanya seratus kesalahan (dosa), dan pada hari itu dia terpelihara dari godaan syaitan sampai ke petang. Dan tidak seorang pun yang melebihi amalnya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari seratus kali. dan siapa membaca: ‘Subhanallaahi wa bihamdih’ sebanyak seratus kali dalam sehari, dihapus segala kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan.”
(Sahih Muslim dalam Bab - Zikir, Doa, Taubat , Istighfar No Hadis – 2313)
“Siapa membaca kalimat tahlil: ‘Laa ilaaha ilallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syai-in qadiir’ sebanyak seratus kali dalam sehari, maka dia beroleh pahala sebanyak pahala memerdekakan sepuluh orang budak dan dicatat untuknya seratus kebajikan, serta dihapus daripadanya seratus kesalahan (dosa), dan pada hari itu dia terpelihara dari godaan syaitan sampai ke petang. Dan tidak seorang pun yang melebihi amalnya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari seratus kali. dan siapa membaca: ‘Subhanallaahi wa bihamdih’ sebanyak seratus kali dalam sehari, dihapus segala kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan.”
(Sahih Muslim dalam Bab - Zikir, Doa, Taubat , Istighfar No Hadis – 2313)
Anak-anak kunci Syurga
Muaaz bin Jabal Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang maksudnya :
Anak-anak kunci Syurga ialah mengakui kalimah Lailahaillallah
(Hadis riwayat Al-Imam Ahmad).
Anak-anak kunci Syurga ialah mengakui kalimah Lailahaillallah
(Hadis riwayat Al-Imam Ahmad).
Amalan zikir tersebut mendapat timbangan yang lebih berat dari amalan-amalan yang lain
Dari Abi Abas Radiallahuanhuma bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud :
"Demi yang diriku di tangan-Nya, jika sekiranya segala langit dan bumi dan siapa yang ada padanya dan apa-apa yang ada di antaranya dan apa-apa yang ada dibawahnya diletakkan di sebelah dacing dan kalimah Lailahaillallah di sebelah yang lain, maka dacing kalimah (Lailahaillallah) itulah yang lebih berat".
(Hadis riwayat Al-Imam At-Tabarani).
"Demi yang diriku di tangan-Nya, jika sekiranya segala langit dan bumi dan siapa yang ada padanya dan apa-apa yang ada di antaranya dan apa-apa yang ada dibawahnya diletakkan di sebelah dacing dan kalimah Lailahaillallah di sebelah yang lain, maka dacing kalimah (Lailahaillallah) itulah yang lebih berat".
(Hadis riwayat Al-Imam At-Tabarani).
Haramlah ke atasnya Neraka Jahanam
Dari Umar Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa beliau mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang maksudnya :
"Aku mengetahui satu kalimah yang tidaklah seorang hamba pun yang mengucapkannya dan membenarkannya dengan hati kemudian ia mati dengannya melainkan haramlah ke atasnya Neraka Jahanam. Kalimah itu Lailahaillallah".
(Hadis riwayat Al-Imam Al-Hakim).
"Aku mengetahui satu kalimah yang tidaklah seorang hamba pun yang mengucapkannya dan membenarkannya dengan hati kemudian ia mati dengannya melainkan haramlah ke atasnya Neraka Jahanam. Kalimah itu Lailahaillallah".
(Hadis riwayat Al-Imam Al-Hakim).
Mengucapkan Lailahaillallah dengan ikhlas
Dari Zaid bin Arqam Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang maksudnya :
"Barangsiapa yang mengucapkan Lailahaillallah dengan ikhlas, dia akan dimasukkan ke dalam Syurga. Lalu ditanya kepada Baginda : Bagaimanakah yang dimaksudkan dengan ikhlas itu? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Ikhlas itu ialah yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram".
(Hadis riwayat Al-Imam At-Tabarani).
"Barangsiapa yang mengucapkan Lailahaillallah dengan ikhlas, dia akan dimasukkan ke dalam Syurga. Lalu ditanya kepada Baginda : Bagaimanakah yang dimaksudkan dengan ikhlas itu? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Ikhlas itu ialah yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram".
(Hadis riwayat Al-Imam At-Tabarani).
Mencapai kebahagiaan dan keuntungan
"Dari Abu Hurairah Radiallahuanhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam :
Yang akan mencapai kebahagiaan dan keuntungan melalui syafaatku ialah orang yang mengucap kalimah Lailahaillallah dengan hati yang ikhlas".
(Riwayat Al-Imam Al-Bukhari)
Yang akan mencapai kebahagiaan dan keuntungan melalui syafaatku ialah orang yang mengucap kalimah Lailahaillallah dengan hati yang ikhlas".
(Riwayat Al-Imam Al-Bukhari)
Zikir yang paling mulia
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang maksudnya :
"Dari Jabir bin Abdillah ia berkata : Aku mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
Zikir yang paling mulia ialah Lailahaillallah dan doa yang paling baik ialah Alhamdulillah".
(Riwayat Al-Imam Ibnu Majah).
"Dari Jabir bin Abdillah ia berkata : Aku mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
Zikir yang paling mulia ialah Lailahaillallah dan doa yang paling baik ialah Alhamdulillah".
(Riwayat Al-Imam Ibnu Majah).
Langgan:
Catatan (Atom)