28 April 2010

ANCAMAN , BISIKAN DAN NIAT

BAB: ANCAMAN TERHADAP ORANG YANG MENGAMBIL HAK ORANG MUSLIM DENGAN SUMPAH PALSU

Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Siapa yang berani sumpah untuk mengambil hak (harta) seorang muslim, ia akan menghadap kepada Allah, sedang Allah murka kepadanya. Allah menurunkan keterangan itu di ayat 77 Ali Imran :

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih“

Kemudian masuklah Al-Asy’ats bin Qais dan bertanya: Apakah yang diceritakan oleh Abu Abdurrahman kepada kalian? Jawab kami: Ini dan itu. Lalu ia berkata: Ayat itu turun mengenai diriku, yaitu aku memiliki sebuah sumur di tanah sepupuku, mendadak ia akui haknya, maka Nabi saw. bersabda kepadaku:

Harus engkau membawa bukti, jika tidak, maka akan diminta sumpahnya,

lalu aku berkata: Jika demikian pasti ia akan bersumpah ya Rasulullah. Maka Nabi saw. bersabda:

Siapa yang berani bersumpah untuk mengambil hak seorang muslim, padahal ia lancung, maka ia akan menghadap Allah sedang Allah murka kepadanya.

(Bukhari, Muslim).



BAB: BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA

Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:


Selalu orang bertanya-tanya sehingga mereka berkata: Allah yang menjadikan segala sesuatu, maka siapakah yang menjadikan Allah?

(Bukhari, Muslim).


BAB: BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA

Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:


Setan datang pada tiap orang dan bertanya (berbisik): Siapakah yang menjadikan ini? Siapakah yang menjadikan itu? Sehingga bertanya: Siapakah yang menjadikan Tuhanmu? Apabila sampai di sini, maka hendaklah membaca: A’udzubillahi minasysyaihtanirrajim, dan menghentikan suara bisikan itu. (Yakni tidak melayaninya).

(Bukhari, Muslim).



BAB: NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA

Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi saw. dari apa yang diriwayatkan dari Allah azza wa jalla, bersabda:

Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya, maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan (kebaikan) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan, dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus kali, dan dapat berlipat lebih dari itu. Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (dosa) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa.

(Bukhari, Muslim).

Tiada ulasan:

Catat Ulasan